Sabtu, Juli 27, 2024
BerandaTERKINIMembangkitkan Kembali Ajaran Leluhur di Situs Lemah Wangi

Membangkitkan Kembali Ajaran Leluhur di Situs Lemah Wangi

 

Upacara Resi Gana dan Pujawali di Batur Lumpang

(WARTADEWATA.COM) – Untuk pertama kalinya, upacara Resi Gana dan Pujawali digelar di Batur Lumpang, Situs Lemah Wangi, Dusun Kalipagu, Desa Ketenger, Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Upacara yang digelar bertepatan Tilem Sadha, Selasa (28/6/2022) itu dipuput (dipimpin) Ida Pandita Dukuh Celagi Dhaksa Dharma Kirti.

Situs Lemah Wangi merupakan sebuah kawasan peninggalan peradaban masa lampau yang berlokasi di lereng Gunung Slamet. Sebelum bernama Slamet, gunung ini dulunya bernama Gunung Agung. Di kawasan Lemah Wangi terdapat peninggalan purba berupa batu -batuan yang salah satunya dinamakan Batur Lumpang, yang tak begitu jauh dari puncak kawah Gunung Slamet.
Upacara Resi Gana dan Pujawali tersebut diselenggarakan oleh Kewargian Adat Lemah Wangi. Dalam pelaksanaannya dibantu oleh Yayasan Padukuhan Sri Chandra Bherawa dan Jero Lempung dari serati Pura Besakih. Tak kurang 500 mengikuti upacara tersebut dengan khidmat. Mereka bukan hanya dari Banyumas, mereka juga datang dari Purwokerto, Semarang, Surabaya, Jakarta, dan Bali.

Ida Dukuh Celagi menjelaskan, upacara Resi Gana merupakan upacara Bhuta Yadnya, sedangkan Pujawali merupakan Dewa Yadnya. “Tujuan dari pelaksanaan upacara ini, yang pertama untuk membangitkan atau menyucikan tempat ini. Menyomya buta supaya menjadi dewa, kekuatan buruk menjadi kekuatan cinta kasih. Mudah-mudahan dengan proses upacara ini, ke depannya Situs Lemah Wangi menjadi destinasi wisata spiritual dan bisa membangitkan kembali ajaran leluhur Nusantara dengan budi pekerti,” ucapnya.

Jro Mangku Ketut Suryadi selaku Ketua Yayasan Padukuhan Sri Chandra Bherawa mengucapkan terima kasih kepada Kewargian Adat Lemah Wangi karena telah diberikan kesempatan untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat setempat. Sinergi yang luar biasa dalam pelaksanaan upacara tersebut diharapkan dapat berkelanjutan. “Kami merasa sangat senang dan bahagia dapat membantu umat lewat pelayanan dalam pelaksanaan upacara ini. Mudah-mudahan ke depan persaudaraan ini berkesinambungan,” ujarnya.

Sementara itu, Pengageng Kewargian Adat Lemah Wangi, Noer Sanjaya, didampingi Juru Tulis Kewargian Adat Lemah Wangi, Kuspono Toto Raharjo, mengatakan, Batur Lumpang di Lemah Wangi adalah sisa -sisa peradaban purba leluhur di mana saat itu sudah s angat mengenal membuat bentuk, membuat struktur tatanan pola-pola kehidupan. Lemah Wangi pada masa itu juga ramai didatangi orang karena mempunyai yoni, namun sirna juga karena lahar letusan gunung.
“Seperti peradaban lain pada umumnya di sekitaran gunung berapi, peradaban-peradaban itu akan timbul dan tenggelam. Muncul sebagai tempat kejayaan dan luntur lebur hilang tak berbekas karena penyebab alam yang alami, yaitu gunung berapi,” tuturnya.

Menurut Noer Sanjaya, Lemah Wangi bisa dikatakan sebagai suatu tempat yang membawa kemuliaan, kesejahteraan, keharuman, dan ketenangan. Situs ini sudah berada dalam kurun yang sangat begitu lama. Di tempat purba tersebut pernah ada peradaban sastra kereligiusan yang berkembang pada masa itu.
Melalui upacara Resi Gana dan Pujawali yang digelar, diharapkan dapat membangkitkan kembali ajaran-ajaran leluhur yang telah lama menghilang dari Lemah Wangi. “Kami percaya bahwa beliau Ida Dukuh punya kemampun membangitkan energi positif yang ada di Lemah Wangi. Dengan harapan setelah upacara ini, ke depan bermanfaat, bukan hanya bagi Kewargian Lemah Wangi, tetapi bagi masyarakat seluruhnya,” imbuh Kuspono. (rls)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments