(WARTADEWATA COM) JAKARTA - Lalu lalang kendaraan listrik bukan lagi hal yang langka di Bali. Sliweran kendaraan tanpa bunyi bising ini menjadi pemandangan yang kian lazim ditemukan di Bali, terutama di pusat-pusat urban seperti Denpasar, Ubud, dan Canggu.
Generasi muda, pelaku pariwisata, hingga mahasiswa kini mulai meninggalkan kendaraan berbahan bakar fosil dan beralih ke motor listrik, sebuah pilihan yang tak hanya praktis, tetapi juga mencerminkan gaya hidup yang lebih sadar lingkungan.

Data dari Bapenda Bali per September 2024 memperlihatkan ada 8.019 kendaraan listrik yang teregistrasi. Mayoritas merupakan motor listrik dengan jumlah 6.870 unit.
Tingginya adopsi kendaraan listrik ini tak lepas dari adanya regulasi di Bali. Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali, Ida Bagus Setiawan, Bali sudah memiliki Surat Edaran (SE) Gubernur Bali, Nomor 17 Tahun 2024 tentang Penyediaan Infrastruktur Pengisian Listrik Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai di Provinsi Bali.
Memang, sejak Wayan Koster menjabat sebagai Gubernur, Bali muncul sebagai pionir dalam transformasi energi bersih di Indonesia. Pemerintah Provinsi Bali telah menetapkan target ambisius menuju Net Zero Emission, yang salah satunya diwujudkan melalui peningkatan penggunaan kendaraan listrik di sektor transportasi.
Kebijakan ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Pasalnya, transisi ini juga mendukung filosofi Tri Hita Karana yang dianut masyarakat Bali, hidup berdampingan dengan alam. Motor listrik hadir sebagai solusi ideal karena minim polusi, hemat energi, dan senyap, sehingga tidak merusak lingkungan.
Dari warung kopi hingga co-working space, obrolan tentang motor listrik kini menjadi topik sehari-hari. Penggunanya bukan hanya penggiat lingkungan, tapi juga mereka yang menghargai kepraktisan dan estetika.
"Saya pakai motor listrik karena lebih hemat, tapi juga karena tampilannya keren dan futuristik," ungkap Gede Wira (31), pemandu wisata independen di Ubud.
Salah satu model yang mendapat tempat khusus di hati warga Bali adalah ALVA N3. Motor yang dijual start from Rp 14.200.000 (OTR Bali) ini dinilai memenuhi kebutuhan masyarakat urban Bali yang dinamis karena mampu menaklukkan tanjakan, tampil stylish di jalanan, dan memiliki fitur pintar yang mendukung mobilitas sehari-hari.
Dikutip dari laman resmi ALVA, kendaraan ini hadir untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam mobilitas hariannya. Motor listrik ALVA N3 menawarkan kombinasi desain futuristik dan fungsionalitas yang mengesankan. ALVA N3 memiliki dek rata yang memudahkan untuk membawa barang. ALVA N3 ditenagai motor 4,2 kW dan dilengkapi baterai dengan teknologi boost charge, yang mampu mengisi daya 10-50 persen kurang dari 30 menit dan menjangkau jarak tempuh hingga 140 km dengan kecepatan maksimum 90 km/jam.
ALVA N3 memiliki kompartemen yang besar, dilengkapi port USB-A dan USB-C yang dapat digunakan untuk mengisi daya perangkat elektronik selama perjalanan.
Selain itu, ALVA N3 juga telah dilengkapi fitur-fitur modern seperti Combi Brake System (CBS), sistem pencahayaan LED, layar digital interaktif, dan konektivitas melalui aplikasi My ALVA. Seluruh fitur ini menjadikan ALVA N3 sebagai pilihan kendaraan bagi masyarakat urban.
Yang lebih menarik lagi dari ALVA yakni ada diskon menggiurkan hingga Rp 7.000.000 untuk pembelian seluruh lini produk ALVA termasuk di Bali.
ALVA N3 menghadirkan tiga pilihan warna yang dirancang untuk mencerminkan karakter dinamis dan gaya hidup modern penggunanya, yaitu Shadow, Glacier, dan Butterscotch.
Kehadiran ALVA Experience Center (AEC) di Teuku Umar Barat, Denpasar, semakin memperkuat posisi ALVA dalam mendampingi transformasi mobilitas ini.
Meski adopsi meningkat, transisi ini bukan tanpa tantangan. Infrastruktur pengisian daya masih terbatas di beberapa wilayah, dan harga kendaraan listrik masih menjadi pertimbangan bagi sebagian masyarakat. Namun, berbagai inisiatif telah diluncurkan untuk mengatasi hal ini.
Bahkan, Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko mengatakan pihaknya sedang menyiapkan Electric Vehicle (EV) Centre of Indonesia atau pusat kendaraan listrik di tujuh titik, salah satunya kota Denpasar.
Kepala kantor staf kepresidenan itu mengatakan EV Centre nantinya bukan hanya sebuah ruang yang menampilkan produk kendaraan listrik untuk dijual, lebih jauh akan menjadi ruang edukasi.
Selain edukasi juga akan diwarnai dengan ruang hiburan yang menarik sebagai tempat berkumpulnya anak muda yang memikirkan masa depan kendaraan listrik.
Moeldoko mengatakan pembentukan EV Centre adalah inovasi terbaru mengingat industri kendaraan listrik sendiri tumbuh pesat di Indonesia. Hal ini dilihat dari tumbuhnya kendaraan listrik roda dua dan empat baik untuk pribadi maupun untuk angkutan berkat regulasi dan subsidi dari pemerintah. (ist)