
Acara jumpa pers IDADX ini juga dihadiri oleh Muhammad Fauzi, Deputi Pengembangan, Riset Terapan, Inovasi dan Teknik PANDI; Azhar Hasyim, Wakil Ketua Bidang Keuangan, Keorganisasian dan Keanggotaan; Helni Mutiarsih Jumhur, Dewan Pengawas; Merza Fachys, Dewan Pengawas; AM Natsir Amal, Ketua Dewan Pengawas; dan Isnawan, Wakil Ketua Bidang Pengembangan, Riset Terapan, Inovasi, dan Teknik.
Menurut Yudho, phising sangat berbahaya lantaran merupakan usaha untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan di internet. Data yang menjadi sasaran phising adalah data pribadi (nama, usia, alamat), data akun (username dan password), dan data finansial (informasi kartu kredit, rekening), ujarnya.
Yudho Sucahyo menginisiasi dan mengelola IDADX guna meningkatkan keamanan siber nasional dengan memfasilitasi respons global terhadap kejahatan internet di sektor pemerintah, penegakan hukum, industri, dan komunitas internet. “ Saat ini PANDI memiliki keanggotaan 25 register dan tidak menutup kemungkinan keanggotaannya terbuka bagi lembaga/organisasi lain,” kata Yudho.
Muhammad Fauzi, Deputi Bidang Pengembangan, Riset Terapan, Inovasi, dan Teknik PANDI , menjelaskan, terkait kegiatan IDADX ini, PANDI juga ingin menegaskan komitmennya untuk memberikan laporan rutin kepada publik pada tiap kuartal (tiga bulanan), sehingga masyarakat dapat memantau dan mengetahui bagaimana perkembangan phishing dan dampaknya bagi masyarakat. “Pada kuartal I tahun ini kami mencatat terdapat 3.180 laporan phishing, yang mana sektor bisnis yang paling banyak menjadi sasaran adalah lembaga/layanan keuangan. Dengan adanya Indonesia Anti-Phishing Data Exchange ini, kami berharap nama domain .id semakin dapat dipercaya oleh masyarakat,” jelasnya.(rls)