Kinerja Bank BPD Bali Awal Tahun 2024 Sangat Positif

WhatsApp
(Foto/ist) Awak media melakukan foto bersama Direksi Bank BPD Bali saat digelar Media Gathering pada Jumat (26/4/2024) di Sanur, Denpasar.
(WARTADEWATA.COM) — Bank BPD Bali berhasil menjaga kinerja sangat baik sepanjang awal tahun 2024 dengan mencatatkan laba bersih Rp270,53 miliar. Capaian laba pada periode Januari-Maret 2024 tersebut tumbuh hingga 35,96 persen jika dibandingkan capaian laba bersih pada periode sama tahun 2023 yang senilai Rp198,98 miliar.  Kinerja sangat baik ini ditopang oleh meningkatnya sejumlah indikator keuangan yang berdampak terhadap semakin membaiknya kinerja perseroan. Hal itu tercermin dari total asset yang berhasil dibukukan pada Januari-Maret 2024 mencapai Rp35,86 triliun, atau naik 14,53 persen dibandingkan periode sama tahun lalu Rp31,31 triliun. Peningkatan asset ditopang pula oleh meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Bank BPD Bali, terlihat dari penempatan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp30,69 triliun, naik 9,80 persen dibandingkan akhir tahun 2023 senilai Rp27,95 triliun. Adapun keseluruhan DPK itu terdiri dari Giro Rp6,06 triliun, Tabungan Rp15,23 triliun, dan deposito Rp9,40 triliun dengan rasio CASA sebesar 69,37%, jelas Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma saat digelar Media Gathering pada Jumat (26/4/2024) di Sanur, Denpasar. Sudharma menekankan kinerja baik selama tiga bulan pertama tahun 2024 membuktikan kepercayaan masyakarat Bali terhadap bank ini masih terjaga sangat baik. “Capaian yang tercermin dari indikator keuangan ini memberi bukti bahwa Bank BPD Bali masih menjadi bank yang dipercaya oleh masyarakat Bali dalam berbagai aspek kegiataan sehari-hari,” tuturnya dikutip dari keterangan tertulis kata Sudharma. Menurutnya, membaiknya sektor industri pariwisata berdampak terhadap perekonomian Bali secara keseluruhan dan memberi dampak signfikan bagi entitas yang sahamnya dimiliki oleh seluruh pemerintah daerah di Pulau Dewata ini. Kepercayaan tersebut yang dijaga dengan sangat baik oleh manajemen dibuktikan dari rasio-rasio keuangan yang tetap terjaga. Hal ini dibuktikan dari tingkat NPL gross yang terjaga di angka 1,30 persen, Return of Asset (ROA) 3,75 persen, Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) 64,39 persen, Loan to Deposit Ratio (LDR) 69,69 persen. Bank BPD Bali juga tetap berhasil menjaga tingkat permodalan sesuai ketentuan dari regulator dengan modal inti sebesar Rp3,79 triliun  ujar Sudharma. Sudharma mengungkapkan optimisme kinerja perseroan akan terus membaik hingga akhir tahun 2024. Capaian di awal tahun menjadi salah satu tolak ukur bagi jajaran manajemen untuk terus meningkatkan kinerja demi mendorong membaiknya perekonomian Bali. Dengan tetap berupaya meningkatkan pembiayaan untuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)  lokal Bali. Bank BPD Bali melakukan segmentasi penerima KUR, di antaranya sektor prioritas UMKM pertanian dan peningkatan digitalisasi yang mempercepat penilaian terhadap debitur. Tahun 2024, Bank BPD Bali menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp1,8 triliun, ungkap Sudharma. Selain KUR, Bank BPD Bali juga berinovasi melalui Kredit Usaha Untuk Sejahtera, Unggul dan Maju, yang disingkat Kredit Kusuma dan Kredit Usaha Untuk Sejahtera, Unggul dan Maju untuk Masyarakat Bali disingkat Kusuma Sari. Kusuma menjadi solusi ketika limit KUR sudah habis atau UMKM ingin mendapatkan plafond yang lebih tinggi dari KUR. Bank BPD Bali mencatat porsi kredit UMKM sudah mencapai 48 persen atau melampaui target dari Bank Indonesia untuk perbankan hingga Desember 2024 minimal sebesar 30 persen, ujar Sudharma. Di Bulan Maret 2024, Bank BPD Bali juga meraih penghargaan Bintang 5 (lima) untuk ketiga kalinya secara berturut-turut dalam penyelenggaraan award yang diadakan oleh majalah Top Business. Dengan performa cemerlang dalam mengembangkan berbagai inovasi gemilang, Bank BPD Bali diganjar 3 (tiga) penghargaan sekaligus dalam acara TOP BUMD Awards 2024 yang bertempat di Hotel Rafles Jakarta. Sebagai upaya mitigasi risiko berkenaan dengan pencabutan Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor 34/KDK.03/2022 terkait kebijakan stimulus restrukturisasi atas debitur terdampak Covid-19 pada 31 Maret 2024, Bank BPD Bali sejak tahun 2020 telah mengambil langkah-langkah antisipatif, diantaranya dengan melakukan monitoring ketat terhadap kredit yang bermasalah untuk mengantisipasi trend pemburukan kredit yang didukung oleh kemampuan analitik, selektif dalam melakukan restrukturisasi kredit khususnya kredit yang berulang dan melakukan pembentukan cadangan atas kredit bermasalah secara konservatif. “Kami optimistis dengan kerja keras dan kepercayaan masyarakat Bali terhadap Bank BPD Bali, kinerja pada tahun 2024 ini akan tetap terjaga dan sangat baik serta memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah,” tutup Sudharma.(pur)
Scroll to Top