(WARTADEWATA.COM) BADUNG — Dengan memegang teguh nilai-nilai Tri Hita Karana yakni harmoni alam, manusia, dan spiritualitas Bali Beans Coffee berkembang menjadi brand kopi lokal berkelas global.
Bali Beans Coffee & Co adalah produsen kopi Arabika premium berbasis keluarga asal Plaga, Badung-Bali. Didirikan pada tahun 1985, perusahaan ini menerapkan model “From Crop to Cup” mengelola seluruh proses produksi kopi, mulai dari budidaya, panen, pengolahan, hingga roasting dan distribusi.

(Foto/purnadha) Ayu Sudana (tengah) bersama tim Bali Beans Coffe & Co menunjukkan produknya.
Bali Beans berfokus pada keberlanjutan, kesejahteraan petani lokal, serta pelestarian budaya Bali. Bali Beans didirikan oleh pasangan petani Bali, yakni orang tuanya yang bernama Nyoman Sudana dan Wayan Sari, yang memulai penanaman kopi Arabika di lahan leluhur mereka di dataran tinggi vulkanik Kintamani, jelas Pemilik Bali Beans Coffee & Co, Ayu Sudana pada Kamis (4/12/2025) di kedai kopi Bali Beans Coffee & Co di Jalan Umalas, Kerobokan, Kuta, Badung-Bali.
“Kami berusaha memperkuat profesionalisme perusahaan melalui hospitality, edukasi kopi, dan pengembangan pasar retail serta ekspor,” ujar Ayu.
Ayu Sudana yang menikmati masa kecilnya di tengah-tengah kebun kopi, akhirnya terpikir untuk mengangkat harkat kopi Bali menjadi produk pilihan untuk dipasarkan di mancanegara. Harapan ini diwujudkannya pada tahun 2015, dengan mengibarkan bendera usaha ‘Bali Beans Coffee & Co’, yang kini melibatkan 22 petani perempuan untuk diajak bersama-sama memproduksi kopi organik Arabika dan ternyata mendapatkan sambutan antusias dari konsumen berbagai negara.
“Bali Beans Coffee & Co, produsen kopi Arabika premium yang berbasis di Plaga, menegaskan posisinya sebagai salah satu penggerak industri kopi berkelanjutan di Bali,” tegas Ayu Sudana.
Kopi organik kini diserap pasar internasional, seperti Inggris, Amerika, Norwegia, Dubai dan sejumlah negara lainnya. Rata-rata per bulan kami memproduksi 1 ton kopi. Selain untuk pasar luar negeri, kami juga memenuhi pesanan dari berbagai kopi di Bali. Saat ini Ayu Sudana mengelola 5,5 hektar lahan, dengan 2,5 hektar di antaranya menjadi area tanaman kopi aktif. Mitra petani Bali Beans berjumlah 22 orang, masing-masing menggarap rata-rata 2 hektar lahan. Dengan varietas unggulan Arabika Kintamani. Produksi rata-rata mencapai ±500 kilogram per hektar per tahun. Sistem perkebunan tetap berbasis Subak Abian, model koperasi tradisional Bali yang menekankan gotong royong dan keberlanjutan. “Kopi terbaik lahir dari proses yang bertanggung jawab menghormati alam, memberdayakan komunitas, dan menciptakan nilai jangka panjang,” ungkap Ayu Sudana.
Dalam proses produksinya, Bali Beans menerapkan standar ketat: pemilihan buah matang secara manual, pengolahan natural, honey, atau wet process, pengeringan matahari, grading, serta roasting internal berstandar internasional.
Seluruh distribusi dilakukan tanpa perantara guna menjaga kualitas dan memastikan harga yang adil bagi petani.Melalui program edukopi dan hospitality, Bali Beans membuka pengalaman bagi para pengunjung berupa tur kebun, kunjungan ke fasilitas roasting, sesi tasting, storytelling, hingga kegiatan komunitas lokal. Inisiatif ini bertujuan memperkenalkan kopi sebagai bagian dari budaya Bali, bukan sekadar komoditas.(pur)