Samsung Fasilitasi PKL 412 Siswa SMK Partner Samsung Tech Institute

WhatsApp
(Foto/ist) Samsung memfasilitasi 412 Siswa SMK Partner Samsung Tech Institute melakukan PKL di beberapa Samsung store di seluruh Indonesia. Tampak siswa PKL Samsung In-store Rahmad Effendy dari SMKN Negeri 1 Beringin Sumatera Utara sedang melayani konsumen yang akan membeli Samsung Galaxy A23
  Samsung jawab tantangan terbesar di dunia pendidikan vokasi dan bantu cetak lulusan yang kompeten dengan employabilitas tinggi melalui program PKL Samsung In-Store (WARTADEWATA.COM) – Samsung memfasilitasi 412 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang telah lulus seleksi ke dalam program Praktek Kerja Lapangan (PKL) Samsung In-store dari total 990 siswa yang mendaftar. Program PKL ini dilakukan pada 12 Januari 2022 hingga 20 Maret 2022 kemarin .  PKL merupakan kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan oleh dunia usaha atau dunia industri yang relevan dengan dengan kemampuan dan kompetensi dari siswa sesuai bidangnya. PKL diperkuat dengan UU Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah No 60 tahun 1999 tentang Sistem Pendidikan Tinggi serta Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2341U2001 tentang Kurikulum Nasional. Program PKL - Samsung In-store dilakukan di hari Kamis, Jumat, serta Sabtu dan Minggu. Mulai tahun ini, Samsung memutuskan untuk memberi kesempatan siswa menyelesaikan PKLnya juga di gerai-gerai Samsung dimana sebelumnya penempatan PKL ini hanya berlangsung di Samsung Service Center. Gerai Samsung yang menerima siswa-siswa STI terbaik mencapai 428 store, tersebar di 8 area meliputi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jabodetabek, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, Nusra, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Maluku. Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia mengungkapkan rasa optimisnya melihat semangat para siswa saat menjalankan PKL, “Terjun ke dunia kerja nyata adalah hal yang sangat ditunggu oleh siswa-siswi STI agar bisa mempraktekkan langsung apa yang mereka pelajari. Hal ini menambah rasa optimis atas apa yang Samsung lakukan di program STI, kami ingin membantu para tenaga kerja muda ini untuk bisa tampil percaya diri sekaligus membantu pemerintah mencetak tenaga-tenaga kerja yang terampil, berpengetahuan luas, cekatan sekaligus luwes dalam melayani pelanggan. Para siswa tampak memanfaatkan ilmu yang dipelajari di STI. Ini adalah modal yang baik untuk meningkatkan nilai employabilitas siswa saat lulus nanti,” ungkapnya. Sejak tahun 2013 Samsung telah menginisiasi program STI dan memantapkan komitmennya membantu pemerintah mencetak tenaga kerja yang berkualitas.  Pertumbuhan ekonomi telah mendorong kemajuan di sektor industri yang membutuhkan SDM terampil dan berkualitas. Salah satu penyumbang tenaga kerja Indonesia adalah SMK yang mencetak pekerja muda. Ibarat jauh panggang dari api, lulusan SMK yang diharapkan menjadi pekerja yang produktif, alih-alih menjadi penyumbang pengangguran terbesar dan jumlahnya mencapai 11% di usia produktif. Hal ini disebabkan oleh keterampilan para lulusan yang tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan industri maupun dunia kerja.  Melihat kondisi ini dan melihat kebutuhan SDM terampil yang terus meningkat, tahun 2003 pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi merancang pengembangan link and match antara SMK dan perusahaan dalam pelaksanaan program sistem intensif penguatan teknologi dan manajemen. Samsung juga berpartisipasi aktif dan mengambil langkah konkret dengan menyiapkan program pendidikan vokasi Samsung Tech Institute yang berfokus pada keterampilan kerja, penguasaan informasi, dan keluwesan melayani konsumen. Samsung juga menyiapkan program PKL Samsung In-store sebagai live-class. Selama mengikuti PKL, siswa akan terjun di dunia kerja mempraktekkan pengetahuan dan keterampilan, serta mendalami pemahaman lingkungan kerja di industri. “Melihat semangat dari 412 siswa PKL ini, kami sangat optimis bahwa program ini berdampak positif dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan membangun keterampilan di lapangan. Kedua hal ini akan meningkatkan kualitas SDM, dan diharapkan dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja lulusan SMK,” tambah Ennita. Program Samsung In-Store memfokuskan pada hal-hal berikut:
  • On board training: peserta mendapatkan materi basic tech dan standard grooming, proses penjualan produk, dan product knowledge.
  • On the job training: peserta mendapatkan materi mengenai produk dan in-store yang fokus pada produk dan kemampuan penjualan.
  • Penempatan kerja di gerai Samsung.
  • Monitoring: performa peserta dipantau dan dinilai setiap hari oleh Team Leader.
  • Evaluasi mencakup Activity during Training, Activity during In-Store Job, Materials Understanding, dan Materials Implementation, yang dapat digunakan peserta untuk memperbaiki kekurangan-kekurangannya.
Seluruh peserta PKL yang telah mengikuti dan menyelesaikan program PKL Samsung In-store dengan baik akan menerima sertifikat dengan indikator penilaian di setiap tahapan yang telah dilalui yang menjadi gambaran keterampilan masing-masing. Indikasi keterampilan ini dapat digunakan dan disampaikan saat melamar pekerjaan.  Salah satu peserta PKL, Rahmad Effendy, Siswa SMKN Negeri 1 Beringin, Sumatera Utara, mengakui sangat bangga dapat mengikuti program ini. Dimulai dari ketertarikan Rahmad Effendy  akan teknologi sejak duduk di bangku SMP. Rahmad termotivasi untuk mengikuti program PKL Samsung In-Store, karena menurutnya Samsung adalah brand besar yang dinilai memiliki pangsa pasar paling besar saat ini dan  selalu menjadi pelopor dalam mengembangkan fitur-fitur teknologi yang inovatif. “Selama masa pembelajaran PKL in-store yang diadakan oleh Samsung ini saya mendapatkan banyak pengalaman dan pelajaran baru tentang bagaimana caranya membuat konsumen tertarik membeli produk Samsung, dengan melayani dengan sepenuh hati, dimulai dengan sambutan yang ramah, menanyakan kebutuhan konsumen, mencarikan produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka, dan menjelaskan secara detail spesifikasi dan fitur-fitur menarik yang ditawarkan oleh produk tersebut, biasanya akan membuat konsumen tersebut akan tertarik untuk mencoba dan membeli produk yang saya tawarkan,” ungkap Rahmad. Rahmad yang sangat passionate ini memiliki cita-cita menjadi pengusaha yang sukses, merasakan banyak manfaat dan pengalaman yang berharga selama masa PKL, diantaranya teknik marketing, pelayanan pelanggan, dan pengetahuan detail akan sebuah produk, yang dia yakini akan menjadi bekal yang sangat bermanfaat untuk meraih cita-citanya dan mengadapi persaingan dalam dunia pekerjaan. Program STI sudah dimulai pada 2013 dan sejak 2017 memfokuskan pada siswa/siswi SMK sebagai penerima manfaat menyesuaikan program dengan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 mengenai Revitalisasi SMK dengan semakin memperluas manfaat dengan adanya Program Link & Match , penyelarasan kurikulum Handheld Product (HHP), Home Appliances (HA), Audio Video (AV) bagi pihak sekolah dan industri, untuk  meningkatkan skill dan kompetensi hingga setelah lulus siswa dapat bersaing dalam mendapatkan pekerjaan dan atau membuka lapangan usaha baru, memfasilitasi PKL dan kesempatan kerja sesuai dengan kebutuhan industri, Train of Trainers Guru serta bermitra dengan pemerintah. Sedangkan untuk program PKL, telah dimulai sejak tahun 2019, dengan menempatkan beberapa siswa terpilih ke Samsung Service Center untuk mendapatkan pengalaman praktik perbaikan alat elektronik, melayani konsumen, dan pengalaman bekerja langsung di lapangan. Dan pada Januari 2022, STI mulai menjalankan program PKL Samsung In-Store untuk mendapatkan pengalaman sales dan marketing. Lebih dari 75 sekolah vokasi yang sudah bergabung dengan STI dan 7.000 siswa serta 200 guru merasakan manfaat STI. Lebih lanjut mengenai Corporate Social Responsibility Samsung, bisa dilihat di http://csr.samsung.com atau dapat mengunjungi news.samsung.com/id.(rls)
Scroll to Top