Kinerja IJK Bali Posisi Juni 2025 Solid dan Terjaga Stabil

WhatsApp
(Foto/ist) Dengan berbagai kebijakan untuk mendorong perkembangan industri jasa keuangan, pengawasan dan penegakan hukum yang efektif, serta sinergi yang kuat dengan Pemerintah, Bank Indonesia, LPS, dan industri keuangan maupun asosiasi pelaku usaha, OJK optimis sektor jasa keuangan dapat terjaga stabil dan tumbuh secara berkelanjutan.

(WARTADEWATA.COM) DENPASAR – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali dalam siaran persnya yang diterima wartadewata.com menyatakan Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Bali sampai dengan posisi Juni 2025 tetap resilien dan terjaga stabil didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga. 

Kinerja intermediasi perbankan (Bank Umum dan BPR) di Provinsi Bali berdasarkan lokasi bank posisi Juni 2025 menunjukkan daya tahan yang solid. Penyaluran kredit maupun penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan dari periode sebelumnya.

Penyaluran kredit mencapai Rp115,82 triliun atau tumbuh 6,82 persen yoy lebih tinggi dibandingkan bulan Mei 2025 yang sebesar 6,41 persen yoy, namun sedikit termoderasi jika dibandingkan bulan Juni 2024 yang sebesar 7,19 persen yoy.

Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit yoy masih didorong oleh peningkatan kredit investasi yang tumbuh sebesar Rp4,59 triliun atau 14,08 persen yoy (Juni 2024: 20,67 persen yoy). Tingginya pertumbuhan kredit investasi ini menggambarkan masih tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap prospek kondisi perekonomian di Bali. 

Sementara itu, berdasarkan kategori debitur, sebesar 51,22 persen kredit di Bali disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan sebesar 3,39 persen yoy. Penyaluran kredit UMKM di Bali lebih tinggi dibandingkan tingkat nasional, baik dari porsi kredit maupun pertumbuhan yang masing–masing berada pada angka 19,31 persen dan 2,22 persen yoy.

Jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit didominasi oleh sektor Bukan Lapangan Usaha sebesar 33,64 persen dan Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 28,06 persen. Pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di Sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha sebesar Rp2,14 triliun (tumbuh 5,80 persen yoy) dan Sektor Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum yang bertambah sebesar Rp1,68 triliun (tumbuh 13,91 persen yoy).

Kualitas kredit perbankan di Bali tetap terjaga, tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) gross sebesar 3,08 persen lebih rendah dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,32 persen (Mei 2025: 3,18 persen). Sementara itu, NPL net berada di posisi 2,15 persen, juga menurun dibandingkan posisi Juni 2024 yang sebesar 2,17 persen (Mei 2025: 2,20 persen).

Penyelesaian kredit restrukturisasi dan ekspansi kredit berdampak positif bagi penurunan rasio Loan at Risk (LaR) menjadi 10,80 persen, menurun dibandingkan tahun sebelumnya posisi Juni 2024 sebesar 15,03 persen yoy. OJK akan terus mendukung perbankan melalui langkah kebijakan yang diperlukan sehingga perbankan terus bertumbuh berkelanjutan namun tetap prudent dalam aspek manajemen risiko.

Penghimpunan DPK mencapai Rp200,25 triliun atau tumbuh 9,90 persen yoy, meningkat dibandingkan posisi Mei 2025 yang sebesar 9,05 persen yoy (Juni 2024:18,29 persen yoy). Berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK posisi Juni 2025 ditopang oleh kenaikan nominal tabungan sebesar Rp10,01 triliun.

Fungsi intermediasi masih menunjukkan tingkat yang positif tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) posisi Juni 2025 sebesar 57,84 persen. Ketahanan BPR juga tetap kuat tercermin dari Cash Ratio (CR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terjaga di atas threshold, berturut-turut sebesar 14,34 persen dan 33,23 persen. Tingginya permodalan perbankan diyakini mampu menyerap potensi risiko yang dihadapi dan OJK akan terus mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan terjaganya likuiditas.

Perkembangan Sektor Pasar Modal

Jumlah investor Pasar Modal wilayah Bali masih tetap menunjukkan pertumbuhan tinggi yaitu mencapai double digit dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Pada Juni 2025, jumlah investor saham di Bali sebanyak 160.067 Single Investor Identification (SID) atau tumbuh 24,29 persen yoy. Demikian juga dengan jumlah investor Reksa Dana dan SBN yang masing-masing tumbuh sebesar 20,06 persen yoy dan 17,21 persen yoy.

Nilai kepemilikan saham di Bali mencapai Rp5,81 triliun atau tumbuh 22,70 persen yoy lebih tinggi dibandingkan Juni 2024 yang sebesar 3,00 persen yoy. Sementara itu, nilai transaksi saham sebesar Rp3,54 triliun atau tumbuh 143,07 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan Juni 2024.

Perkembangan Perusahaan Pembiayaan dan Perusahaan Modal Ventura

Piutang Pembiayaan Perusahaan Pembiayaan di Bali posisi Juni 2025 mencapai Rp11,76 triliun, tumbuh 3,89 persen yoy, lebih rendah dibandingkan posisi Juni 2024 yang tumbuh sebesar 13,60 persen yoy.

Pembiayaan tersebut didominasi oleh pembiayaan kepada Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (market share 20,08 persen), serta pembiayaan kepada Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya (market share 13,82 persen).

Di sisi lain, tingkat pembiayaan bermasalah relatif rendah dan terkendali. Tingkat Non Performing Financing (NPF) posisi Juni 2025 sebesar 1,14 persen, sedikit meningkat dibandingkan posisi Juni 2024 yang sebesar 1,02 persen.

Sementara itu, penyaluran pembiayaan melalui Modal Ventura di Provinsi Bali sebesar Rp94,28 miliar dengan pertumbuhan sebesar 4,46 persen yoy, lebih rendah dibandingkan Juni 2024 yang sebesar 8,50 persen yoy. Tingkat Non-Performing Financing (NPF) Modal Ventura posisi Juni 2025 relatif rendah dan terkendali yaitu sebesar 1,29 persen, membaik dibandingkan Juni 2024 yang sebesar 1,53 persen.

Perkembangan Literasi, Inklusi, dan Pelindungan Konsumen

OJK senantiasa mendorong terwujudnya literasi dan inklusi keuangan bagi semua pihak, termasuk bagi penyandang disabilitas yang merupakan salah satu sasaran prioritas edukasi keuangan dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia tahun 2021-2025.

Dalam rangka memperkecil gap tingkat literasi dan inklusi di Bali, OJK terus melakukan bauran strategi yang dilaksanakan antara lain melalui edukasi keuangan secara tatap muka, edukasi keuangan secara online, aliansi strategis, dan juga melalui edukasi keuangan secara tematik.

Selama 2025 hingga Juli, OJK Provinsi Bali telah melaksanakan 122 kegiatan edukasi keuangan di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali yang telah menjangkau lebih dari 16.743 orang, dan juga edukasi melalui media sosial yang menjangkau sekitar 147.464 orang.

Kegiatan edukasi keuangan yang telah dilakukan selama tahun 2025 hingga Juli oleh OJK berkolaborasi dengan stakeholders melalui program intensifikasi pemanfaatan SiMolek, program 1-5 km care, edukasi segmented kepada pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, kepala desa, Aparat Sipil Negara (ASN), dan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), program OJK Ngiring ke Banjar, serta Training of Trainers (ToT) bagi anggota Satgas PASTI.

Dalam rangka mengakselerasi tingkat literasi keuangan masyarakat di Provinsi Bali khususnya di wilayah perdesaan, OJK Provinsi Bali kembali menjalin aliansi strategis dengan Universitas Udayana dan Universitas Pendidikan Ganesha dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Literasi dan Inklusi Keuangan (KKN LIK) tahun 2025. 

Selain itu pada 2025 ini, OJK Provinsi Bali juga bekerja sama dengan Universitas Warmadewa untuk mensukseskan program KKN LIK. Aliansi strategis dengan civitas akademika merupakan salah satu bauran strategi OJK Provinsi Bali dalam meningkatkan tingkat literasi dan inklusi di Bali. Program KKN LIK tahun 2025 menyasar total 50 desa di Bali dengan peserta sebanyak 751 mahasiswa.

Telah dilaksanakan 10.097 kegiatan dengan jumlah peserta sebanyak 63.643 orang yang terdiri dari Edukasi Ngiring ke Banjar sebanyak 60 kegiatan kepada 4.169 masyarakat, Edukasi Sangkep Yowana sebanyak 59 kegiatan kepada 3.034 muda mudi di desa KKN LIK, Edukasi Goes to School yang dilaksanakan pada 291 sekolah dengan 310 kegiatan dan sebanyak 33.949 pelajar, serta Edukasi Door to Door yang ditujukan kepada 9.668 KK dengan jumlah peserta masyarakat umum mencapai 22.491 orang. 

Selain melaksanakan kegiatan edukasi secara langsung, peserta KKN LIK juga melaksanakan Survei Literasi dan Inklusi Keuangan kepada 13.061 responden serta edukasi melaui pojok literasi keuangan serta sarana media digital.

Selain itu, dilakukan juga kegiatan edukasi secara online seperti edukasi melalui media sosial yaitu Instagram dan publikasi Iklan Layanan Masyarakat pada radio serta media online yang ada di Provinsi Bali.

Upaya literasi keuangan yang dilakukan oleh OJK Provinsi Bali juga diiringi dengan penguatan program inklusi keuangan yang didukung oleh berbagai pihak, di antaranya melalui sinergi dalam Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang melibatkan Kementerian/Lembaga, Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), akademisi, dan stakeholders lainnya. 

Selama tahun 2025 hingga Juli, TPAKD di Provinsi Bali telah menyelenggarakan 485 kegiatan dengan total peserta sebanyak 38.055 orang. Adapun kegiatan yang diselenggarakan terkait program Kredit/Pembiayan Sektor Prioritas (K/PSP), Kejarku Pandai, UMKM Bali Nadi Jayanti, Program Peningkatan Inklusi Pasar Modal serta Kredit Usaha Rakyat Daerah (KURDa).

Pada Agustus 2025, OJK menyelenggarakan penganugerahan Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) Award dan Financial Literacy Award. KEJAR Award diberikan kepada industri perbankan, satuan pendidikan, dan pemerintah daerah yang aktif mendukung implementasi Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) melalui pembukaan rekening, publikasi, sosialisasi, maupun edukasi. Kota Denpasar terpilih sebagai Juara 1 Kategori Wilayah Implementasi KEJAR Terbaik Tingkat Kabupaten/Kota.

OJK terus mendorong penyelesaian pengaduan yang masuk melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK), baik yang berindikasi sengketa maupun yang berindikasi pelanggaran. 

Selama 2025 hingga Juli, Kantor OJK Provinsi Bali telah menerima 367 pengaduan, di antaranya sebanyak 140 merupakan pengaduan sektor perbankan, 154 pengaduan Perusahaan Peer to Peer Lending, 59 pengaduan Perusahaan Pembiayaan, 8 pengaduan Perusahaan Asuransi, 1 pengaduan industri jasa keuangan non-bank lainnya, serta 5 pengaduan Pasar Modal. 

Status pengaduan yang masuk yaitu sebanyak 354 pengaduan telah selesai, 3 pengaduan dalam proses penanganan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), dan 10 pengaduan dalam proses tanggapan oleh Konsumen. Berdasarkan jenis permasalahannya, pengaduan didominasi oleh permasalahan terkait perilaku petugas penagihan sebanyak 116 pengaduan dan fraud eksternal (penipuan, pembobolan rekening, skimming, cyber-crime) sebanyak 54 pengaduan.

Dalam rangka mendukung kelancaran kredit/pembiayaan dari Industri Jasa Keuangan kepada Masyarakat, OJK memberikan pelayanan penarikan data Informasi Debitur (iDeb) Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK). Selama tahun 2025 hingga Juli, Kantor OJK Provinsi Bali telah melakukan pelayanan penarikan data Ideb SLIK baik secara online sebanyak 2.421 orang dan walk in sebanyak 3.927 orang.

Dengan berbagai kebijakan untuk mendorong perkembangan industri jasa keuangan, pengawasan dan penegakan hukum yang efektif, serta sinergi yang kuat dengan Pemerintah, Bank Indonesia, LPS, dan industri keuangan maupun asosiasi pelaku usaha, OJK optimis sektor jasa keuangan dapat terjaga stabil dan tumbuh secara berkelanjutan.(ist)

Scroll to Top